Haiku ; Malam

Rinai hujan

Pekat menghujam

Sepi mengiris jiwa

—–

Detak jam

desah nafas

Pikiran mengembara

Lagi coba bikin Haiku (puisi pendek ala Jepang), dikomporin sama penyiar yang katanya keren ini, semoga saja ini benaran Haiku, karena masih morat marit di sana sini πŸ˜€

Yuk, berbagi rasa melalui haiku. Gimana kak Imel, haiku besutan saya πŸ˜€

12 thoughts on “Haiku ; Malam

  1. Pingback: Twilight Express » Blog Archive » Belajar Berpuisi

  2. “Katanya”? katanyaaa? Ter la luuu… :p

    Tul kan yang gue bilang? Dari komentar disini banyak penafsiran tentang haiku. Makanya gue sih lebih suka yang sifatnya “memotret” itu. Haiku nya kak indjul dapet banget deh potretnya πŸ˜›

  3. kok bagi saya aturan haiku sangat “memenjarakan” emosi ya. agak sulit memadumadankannya ke dalam bahasa indonesia. tapi tetap saja, usaha mbak injul sangat hebat ketika menggambarkan emosi dalam jumlah suku kata yang cuma segitu itu. semangat terus mbak πŸ˜€

  4. hmmm apa bisa haiku dalam bahasa Indonesia ya?
    Haiku 5-7-5 huruf hiragana dalam bahasa Jepang memang karena pembentukan frase bhs jepang paling “stabil” dgn jumlah 5 atau 7 hiragana.
    kalau bahasa Indonesia mau 5 suku kata atau 5 kata? Karena kata kunci untuk bisa disebut haiku ya 5-7-5, kalau lebih dari itu ada tanka atau puisi modern. Bahkan mereka lebih sering mengatakan UTA yang orang asing menganggap artinya hanya lagu saja. Kebetulan adik iparku penyair UTA dan sudah menerbitkan 4 buku.
    Lagipula Indonesia hanya 2 musim sehingga kurang kaya (bukannya tidak bisa loh) menggambarkan suasana musimnya. Yang jago tuh pak Sapardi.

    Di luar istilah haiku sendiri, puisinya injul sudah bisa menggambarkan rasa hujan dan sepi. Hebat! Sering-sering tulis ya.

    Aku lebih suka pada penyebutan puisi mini saja. (saingan sama fiksi mini) But OK apalah artinya nama hehehe. Mari ber-Haiku!

    EM

Leave a comment