Todo Sobre Mi Madre

“Peluk Mama, nak, peluk. Mama kedinginan.”

“Jangan menangis, Mama nggak suka lihat orang menangis!”

——

Ma, apa kabarmu sekarang?

Sudahkah bertemu dengan Bapak di sana?

Mama pasti senang sekarang bisa kembali bersatu dengan Bapak.

Ma, rindukah kau kepada kami, seperti kerinduan kami padamu dan Bapak?

Walau kami tahu ini akan terjadi, tapi Mama terlalu cepat meninggalkan kami.

Bukankah Mama berjanji akan melawan sakit yang tujuh bulan ini menemani hari-harimu?

Mama, maafkan kami yang belum bisa membahagiakanmu seutuhnya.

Janji kami untuk mengajakmu umroh bersama seluruh keluarga. Janji kami untuk memberangkatkanmu ke tanah suci berhaji, janji kami untuk menemanimu berkunjung ke sanak saudaramu di kampung halaman tercinta, kini musnah sudah dengan kepergianmu ke haribaan Sang Kuasa.

Maafkan aku, karena tidak memelukmu dengan erat saat kau merasa kedinginan.

Betapa menyesalnya kami karena tidak sering memelukmu selagi kesempatan itu masih ada. Padahal, Mama selalu memeluk kami, anak-anakmu, tanpa kenal waktu. Pelukan yang hangat dan menguatkan kami.

Ma, penyesalan kami tak berujung karena tak mendengarkan keluhanmu di saat perutmu terserang kesakitan.  Menemani hari-harimu karena kesepian, sendiri semenjak kepergian Bapak, tepat setahun yang lalu.

Kami terlalu sibuk dengan diri sendiri, sehingga lupa menemanimu makan bersama, seperti yang sering mama lakukan dengan Bapak.

Ma, terima kasih sudah menjadi Mama yang hebat buat kami, lima anakmu, dan Ompung Boru tercinta bagi 10 cucu-cucumu.

Tanpa dirimu, Ma, kami tidak akan menjadi yang seperti sekarang. Dengan kerja kerasmu sebagai seorang guru, Mama berjuang menyekolahkan kami setinggi-tingginya. Seperti yang kau katakan kepada kami, bagi orang Batak: Anakkon hi do hamoraon di au (Anakku adalah kekayaanku, kebanggaanku).

Ma, sekarang mama sudah bisa tidur nyenyak. Mama nggak akan sedih lagi karena tak bisa tidur nyenyak selama tujuh bulan sakitmu.

Ma, temani kami selalu dalam menjalani kehidupan ini tanpa dirimu dan Bapak.

Kami akan menjalani semua pesanmu dan Bapak, untuk tetap akrab sebagai saudara, tidak saling bertengkar dan bermusuhan.

Ma, Pak, walau tak ada warisan harta melimpah yang kalian tinggalkan, namun warisan nama baik akan tetap kami junjung selamanya. Akan kami jaga nama Mama dan Bapak tetap harum, sebagaimana dikenang orang-orang.

Ma, tersenyumlah di atas sana. Walau berat, tapi kami mencoba ikhlas, kuat, sabar dan tabah karena kehilangan kalian berdua, orangtua tersayang yang telah memberikan kami cinta tanpa kenal batas. Unconditional love!

48 thoughts on “Todo Sobre Mi Madre

  1. Setiap Ramadhan, saya teringat pengalaman Mama. Mama yang tetap menjaga saya, Mama yang tetap berpuasa dan Mama yang tetap menyimpan kesulitannya tanpa sedikitpun mengeluh. Saya akhirnya memahami, ketika apa yang kita lakukan itu adalah kebaikan dan tidak dihargai, Allah sedang mengajari kita arti ketulusan. Dan saya melihat ketulusan itu pada Mama. Pelajaran yang ingin saya ajarkan pada anak-anak.

  2. All About My Mother, judulnya yang pertama menarik hati saya karena dalam bahasa Español. Isinya sangat menyentuh dan mendalam. Semoga orangtua Mba’ mendapatkan tempat terbaik di sisi Allah SWT. amin…

  3. نّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْن

    Turut berduka cita mbak…. Semoga beliau mendapat tempat yang baik disisi Allah

  4. Aku langsung trenyuh baca kalimat yg pertama… 😦
    Jadi kangen mama 😦 berharap bahwa aku masih bisa memeluknya hingga aku menikah dan memiliki anak nanti….
    Yg sabar yah mbak Indah… Aku turut berduka cita… postingannya sgt menyentuh 😦

  5. اِنّا لِلّهِ وَاِنّا اِلَيْهِ رَجِعُوْن
    Semoga almarhumah Ibunda tenang di sisiNYA, dan terima segala iman islamnya.
    Peluk mba indah.

  6. Sama deh, kayak perasaan yang lain, membaca tlisan ini membuat perasaanku camur aduk. September kemarin usia mamaku 83 th. Sekarang ini rasanya kayak aku berpacu dengan waktu, menghitung berapa lama lagi aku sempat bersamanya. Semoga di sisa waktu ini aku masih menyenangkannya.

  7. Hikkssss,……

    mba indah *pelukk*
    Yakinlah mba, mama sekarang tdk dalam kesakitan lagi…
    penyakit itu tdk akan membuat mama sulit tidur lagi, sulit makan, dan semua rasa sakit.

    *Al- fatihah * untuk mama mba indah juli 🙂

  8. Turut berduka ya mba…
    ikut mewek juga nih…. 😦
    ingat bapak dan ibu di Jogja yg kemana-mana selalu berdua….
    saya juga jarang menemani mereka…jarang memeluk mereka…hiks..
    jadi pengen ke Jogja….

  9. mama….sosok yang tak kan tergantikan…
    tabah ya buuu… semoga mama dan bapak selalu mendapat tempat terbaik disisinya ..hugs

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Twitter picture

You are commenting using your Twitter account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s