Kepergianmu adalah kehilangan terbesarku. Kesedihan yang susah dihapuskan, bahkan setelah dua bulan kepergianmu.
Namun, mengetahui kebohongan-kebohongan yang telah kau lakukan selama ini, sangat sangat menyakitkan hati. Hingga kini, aku selalu bertanya-tanya kenapa kau lakukan hal itu.
Kenapa seluruh hidupmu penuh dengan kebohongan, Mama?
Terbayang jelas dalam benakku, kebohongan pertama yang kau lakukan. “Mama nggak punya uang,” jawabmu ketika aku meminta uang jajan lebih saat masih bersekolah di SD. Aku memaksa meminta karena melihat teman-teman yang memiliki uang banyak, sementara dirimu hanya memberi uang jajan sekedarnya. Ternyata uang itu kau simpan, demi mengajak kami, anak-anakmu makan di restoran agar tahu bagaimana rasanya makan di restoran.
Kau hanya tersenyum ketika aku menuduhmu memata-matai pergaulanku dengan teman-teman, dan pria-pria yang menyukaiku. Kau bilang tidak suka melihat teman-temanku, tapi kau mengundang mereka untuk datang ke rumah, bahkan menyajikan masakan terbaikmu.