48 Jam Yang Berharga

“Tingkat kebutuhan finansial yang relatif tinggi membuat mindset ‘waktu adalah uang!’

Mindset seperti itu pun menimpa orangtua yang sibuk bekerja dan beraktivitas sehingga mengurangi waktu menjalin kebersamaan keluarga bahkan di saat weekend.” – Daisy Indira Yasmine, M.Soc.Sci (Sosiolog Perkotaan)

——

Kadang, saya suka menyesal kalau hari Sabtu atau Minggu, saya pergi atau bertemu dengan teman-teman, klien, padahal anak-anak sangat mengharapkan akhir pekan itu dilakukan bersama dengan orangtuanya.

Seringnya sih, janji atau pertemuan di akhir pekan itu, karena tidak bisa dilakukan pada saat weekdays, hari biasa, dan juga karena rasa egois saya ingin punya waktu luang sendirian, setelah dari Senin sampai Jumat, saya di rumah saja, bekerja dari rumah, tanpa pergi ke mana-mana.

Sejujurnya, walau di rumah, kebersamaan dengan anak-anak pun tidak begitu banyak. Si sulung, Taruli, sekarang tinggal jauh di Sukoharjo, masuk boarding school. Anak nomor dua, Kayla, dari Senin sampai Jumat, sekolah hingga pukul 3 sore, dan si bungsu, Tiominar, sekarang sudah bisa main sendiri dan asyik menonton Cheebies, Disney Junior, atau bernyanyi dan nari seperti DVD lagu anak-anak yang ditontonnya.

Sedangkan saya, begitu Kayla berangkat sekolah dan Mas Iwan ke kantor, langsung asyik mantengin laptop buat nulis, ngeblog, ngetwitt, ngefesbuk, dan berbagai aktivitas online lainnya. Sibuk semua kan? Karena itu, seharusnya weekend atau akhir pekan, bisa diisi bersama (anak dan orangtua).

48 Hours Precious Weekend

Memang sih, tidak setiap akhir pekan saya pergi tanpa anak-anak, tapi idealnya seperti yang dikatakan Daisy Indira, sosiolog perkotaan, dalam talkshow 48 Jam yang Berharga di Akhir Pekan Bersama Keluarga, yang diadakan bersamaan dengan peluncuran varian rasa baru es krim Wall’s Selection, orangtua mengoptimalkan waktu-waktu yang berharga di akhir pekan untuk menjalin ikatan kebersamaan dengan keluarga. “Sebaiknya Sabtu dan Minggu itu, atau 48 jam benar-benar untuk anak dan orangtua, tanpa kegiatan yang lain,” saran Daisy.

Menurut Daisy, manusia adalah makhluk sosial yang senang berkumpul dan keluarga merupakan agen sosialisasi primer atau wadah sosialisasi pertama bagi anak. Jika anak tidak dapat berkumpul dengan orangtua, maka anak akan mencari kelompoknya sendiri di luar melalui pertemanan.

Anak yang mendapatkan dukungan penuh dari keluarga, akan memiliki kematangan dalam bersosialisasi dan kemampuan mengatasi masalah sehingga dapat menjadi fondasi kokoh bagi munculnya pribadi berkarakter dan produktif di saat dewasa.

Sebenarnya, banyak kegiatan yang sering saya dan Mas Iwan lakukan bersama anak-anak setiap akhir pekan, seperti membersihkan rumah, cuci kendaraan, makan atau jajan bareng, nonton film di bioskop, baca buku, berenang, atau nonton televisi sampai bosan 🙂

Kadang suka bingung juga, mau ngapain lagi saat akhir pekan kalau semuanya sudah sering dilakukan. Nah, itu yang membuat saya membuat janji dengan teman-teman di akhir pekan, karena merasa tidak ada kegiatan yang bisa dilakukan bersama anak-anak. Padahal nih, kalau mau usaha dikit, bisa ikut kegiatan weekend bersama Piknik Asik (@piknikasik), komunitas independen yang kerap mengadakan kegiatan bertamasya di saat weekend, dengan teman-teman dari dunia maya (twitter).

“Piknik Asik rutin mengadakan kegiatan tamasya bersama seluruh keluarga. Kegiatan piknik akan menjadi pengalaman baru yang menambah kemampuan sosialisasi sekaligus edukasi berbagai hal baru yang ditemui, terutama bagi anak-anak,” kata Indira Bayurini, salah satu penggagas Piknik Asik.

Karena itu, Daisy dan Indira sangat antusias dengan Kampanye 48 Hours Weekend Selection yang digencarkan oleh es krim Wall’s Selection, untuk keluarga Indonesia. “Melalui kampanye ini, kami ingin menginspirasi keluarga Indonesia untuk tidak menyerah berupaya menciptakan momen bersama keluarga sepanjang 48 jam di akhir pekan bersama keluarga,” jelas Nuning Wahyuningsih, Senior Brand Manager Wall’s in Home PT Unilever Indonesia.

Kampanye 48 Jam yang Berharga di Akhir Pekan Bersama Keluarga, merupakan kampanye lanjutan dari Wall’s in Home, setelah sebelumnya meluncurkan kampanye Cool Weekend Selection. Bersamaan dengan peluncuran kampanye ini, diluncurkan juga tiga varian baru ke dalam keluarga Wall’s Selection yaitu Strawberry Cheesecake, Choco Almond Fudge dan Caramel Fudge Brownie, untuk menambah keceriaan keluarga di akhir pekan.

“Menyantap es krim bersama di akhir pekan merupakan salah satu kegiatan yang dinanti-nantikan anak-anak, setelah saya dan suami terbenam dalam jadwal aktivitas yang padat dari Senin hingga Jumat,” kata Novita Angie, selebriti dan ibu dari dua anak, Jeremy, 8 tahun dan Jemima, 7 tahun.

Akhir pekan adalah momen bagi keluarga untuk menjalin kebersamaan dan merupakan saat yang dinantikan oleh anak-anak untuk dapat berkumpul bersama orangtua mereka setelah sepekan orangtuanya sibuk bekerja. Dengan memanfaatkan 48 Jam yang berharga, setiap anggota keluarga memperoleh manfaat positif dari ikatan keakraban yang terbentuk sekaligus menjadi sumber energi baru untuk memulai pekan yang baru.

Sudahkah teman-teman memanfaatkan 48 Jam di akhir pekan untuk melakukan kegiatan bersama anak-anak?

Weekend, is a moment for the family to build a time of togetherness. For kids, weekend is expected to be with their parents, after a week of busy working parents. For 48 Hours precious, every member of the family gain positive benefits from familiarity bonds formed at once a source of new energy to start a new week.

Have you utilize the 48 hours on the weekends to do activities with the kids?

[Sharing Movie] Sammy’s Adventures 2

Dua ekor kura-kura besar sedang menggiring anak-anak kura-kura yang baru saja menetas dari telurnya ke tepi laut. Anak kura-kura itu belajar berenang ke sana ke sini dengan riang gembira. Tiba-tiba, satu kapal pemburu gelap menjaring sekelompok kura-kurang yang sedang asyik bermain itu. Mereka pun terjaring dan dibawa ke satu tempat, yang mereka tidak ketahui namanya.

Ternyata tempat tersebut adalah akuarium besar yang modern dan indah. Sekelompok kura-kura yang terjaring itu menjadi bagian dari pertunjukan spektakuler bersama dengan hewan-hewan laut lainnya, yang sudah lama di berada di akurium itu.

Sekelompok kura-kura itu, yaitu Sammy, Ray, Ricky dan Ella, merasa tidak suka tinggal di akurium itu, karena merasa tidak bebas. Mereka pun berniat menyelamatkan diri, kembali ke alam bebas. Namun usaha mereka untuk keluar dari akurium tersebut tidak berjalan mulus dan mendapat perlawanan dari Big D, si kuda laut yang merasa menjadi pemimpin dari hewan-hewan laut yang ada di akuarium.

Apakah Sammy, Ray, Ricky dan Ella berhasil melarikan diri?

Bagaimana rencana mereka untuk melarikan diri?

Nonton deh Sammy 2, yang sekarang ini sedang ditayangkan di bioskop-bioskop. Jangan lupa ajak anak-anak karena film ini untuk semua umur.

Continue reading

Dolanan Yuk!

Masih ingatkah dengan permainan atau dolanan masa kecil kita?

Kira-kira masih ada nggak ya anak-anak sekarang yang bermain seperti masa kecil dulu?

Bermanfaat nggak dolanan itu?

Gara-gara kampanye Cool Weekend Selection dari Wall’s Selection, yaitu menikmati kebersamaan di akhir pekan bersama keluarga, saya jadi teringat akan permainan masa kecil yang tak akan terlupakan sepanjang masa. Memang sih, permainan itu tidak dilakukan bersama orangtua, tetapi adik, kakak dan teman-teman di tempat tinggal kami.

Dulu, lingkungan tempat tinggal kami (di daerah Duri Kepa, Jakarta Barat) tidak seperti sekarang yang padat dengan rumah-rumah. Masih ada lapangan luas, bukan lapangan sepakbola lho, untuk bermain. Ada pekarangan atau teras rumah, tempat berkumpul bersama teman-teman. Biasanya, saya dan teman-teman bermain saat sore hari, sekitar pukul 3 atau 4 sore, setelah istirahat pulang sekolah.

Permainan apa saja yang suka kami lakukan? Banyak! Kalau temannya banyak, suka bermain galasin (galah asin) atau gobak sodor, benteng, kasti, petak umpet, dampu, main karet, main gundu atau main ular-ularan, hehehe. Kalau sedikit, dan biasanya suka dilakukan saat bulan puasa suka main bekel, congklak, halma, batu tujuh, dan lainnya. Oh ya, kalau bulan puasa, anak cowok senang banget main layangan 🙂

Sekedar mengingatkan, permainan galah asin atau gobak sodor itu adalah permainan grup yang terdiri dari dua grup, yang masing-masing tim terdiri dari 3 – 5 orang. Inti permainannya adalah menghadang lawan agar tidak bisa lolos melewati garis ke baris terakhir secara bolak-balik, dan untuk meraih kemenangan seluruh anggota grup harus secara lengkap melakukan proses bolak-balik dalam area lapangan yang telah ditentukan.

Permainan ini biasanya dimainkan di lapangan bulutangkis dengan acuan garis-garis yang ada atau bisa juga dengan menggunakan lapangan segiempat dengan ukuran 9 x 4 m yang dibagi menjadi 6 bagian. Garis batas dari setiap bagian biasanya diberi tanda dengan kapur. Anggota grup yang mendapat giliran untuk menjaga lapangan ini terbagi dua, yaitu anggota grup yang menjaga garis batas horisontal dan garis batas vertikal.

Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas horisontal, maka mereka akan berusaha untuk menghalangi lawan mereka yang juga berusaha untuk melewati garis batas yang sudah ditentukan sebagai garis batas bebas. Bagi anggota grup yang mendapatkan tugas untuk menjaga garis batas vertikal (umumnya hanya satu orang), maka orang ini mempunyai akses untuk keseluruhan garis batas vertikal yang terletak di tengah lapangan. Permainan ini sangat mengasyikkan sekaligus sangat sulit karena setiap orang harus selalu berjaga dan berlari secepat mungkin jika diperlukan untuk meraih kemenangan.

Ada lagi permainan yang seru tapi biasanya sih dilakukan menjelang peringatan Hari Kemerdekaan Bangsa Indonesia, 17 Agustus, yaitu balap karung, makan kerupuk, masukin pensil ke botol, lari sambil bawa gundu di sendok, dan tarik tambang. Sekarang ini sih, masih banyak ya yang main balap karung atau tarik tambang, tapi kebanyakan orang dewasa yang ingin mengenang kembali masa kecilnya 😀

Kalau sudah bermain, beramai-ramai, suka lupa waktu. Ingat banget, Mama suka marah-marah kalau anak-anaknya pulang menjelang maghrib karena lupa waktu bermain. Suka dapat hukuman disetrap, angkat satu kaki dengan tangan kanan megang kuping kiri sambil ngomong; “Saya janji nggak akan pulang telat lagi!” hehehehe. Kadang Mama mengancam kalau lupa nggak akan dikasih main lagi. Karena itu, dari pada nggak dibolehin main, sehabis bermain dengan teman-teman, saya suka lari-lari pulang ke rumah mengejar waktu supaya nggak keburu adzan maghrib. Memang sih nggak jauh jarak lapangan main ke rumah, cuma lumayan juga kan kalau tiap hari lari-larian:)

Permainan masa kecil itu memang sudah jarang ditemui lagi sekarang. Paling yang masih ada: main bekel, main congklak, main dampu, dan main karet. Mungkin karena lahan luas sudah jarang ada di lingkungan terutama di kota besar seperti Jakarta ini, permainan seperti galah asin atau gobak sodor, benteng, dan kasti sudah jarang dilakukan. Padahal menurut ahli psikologi, beberapa manfaat dari permainan masa kecil kita atau permainan tradisional yaitu:

  • anak bisa berinteraksi dengan teman sebaya atau lingkungan sekitarnya atau kemampuan bersosialisasi
  • mengembangkan logika
  • mengembangkan kemampuan motoriknya
  • meningkatkan percaya diri
  • meningkatkan rasa kepemimpinan
  • melatih kerjasama dalam tim
  • mengajarkan strategi

Jarangnya anak sekarang bermain permainan diatas disebabkan banyak faktor, misalnya :

  • lahan luas yang sudah sulit ditemui sekarang ini
  • banyaknya permainan online
  • banyak mall
  • larangan orangtua yang tidak ingin anaknya terluka atau kotor

Itu sih hanya sedikit orangtua, masih banyak kok orangtua yang memperbolehkan anaknya bermain kotor-kotoran. Anak-anak saya saja masih suka main lompat tali (main karet), main bekel, dampu, congklak dan petak umpet. Apalagi nih kalau musim liburan sekolah atau berkunjung ke tempat saudaranya. Permainan itu sering dilakukan mereka.

Kalau anak-anak menginap di rumah sepupunya pada saat akhir pekan (weekend), mereka suka melakukan permainan yang dilakukan beramai-ramai. Seru, kata mereka. Paling sering sih mereka main bekel dan congklak. Lucunya nih, kalau mereka bermain bersama, awalnya tenang, santai, akur, tapi lama kelamaan bisa berujung pertengkaran dan permusuhan sesama saudara. Biasanya sih, karena ada yang curang atau bete karena teman-temannya sudah melangkah jauh tetapi dia ketinggalan. Ngambeklah kalau begitu.

Nah, kalau sudah musuhan dan ngambek begitu, waktunya orangtua untuk turun tangan mendinginkan suasana dan yang paling cocok untuk itu adalah es krim, cemilan favorit anak-anak. Biar pertemanan kembali erat, makan es krim bersama-sama memang seru. Dan, yang bisa dimakan bareng adalah es krim dari Wall’s Selection dengan berbagai pilihan rasa seperti Chocy Rocky, Mocha Crumble, Fruit Salad, Double Dutch, dan Cookies & Cream.

Kalau sudah ngemil es krim, mereka kembali asyik dan tidak bermusuhan lagi. Kembali sibuk bermain bersama. Melupakan segala permusuhan. Persatuan keluarga pun terjalin kembali, weekend pun menjadi istimewa 🙂